Fungsi Ballast



Ballast pada dasarnya merupakan kumparan hambat (choke coil) yang berinti besi. Ballast pada lampu TL berfungsi:
  • Memberikan pemasangan awal pada elektroda guna menyediakan elektron bebas dalam jumlah yang banyak
  • Memberikan gelombang potensial yang cukup besar untuk mengadakan bunga api antara kedua elektrodanya
  • Mencagah terjadinya peningkatan arus bunga api yang melebihi batas tertentu bagi setiap ukuran lampu.
Sumber : ketrampilan teknik listrik praktis halaman 151 oleh John B. Robertson




sumber gambar : http://img.directindustry.com/images_di/photo-g/19675-2390185.jpg


Sistem Kontrol



Pengertian sistem kontrol


Sistem kontrol adalah ikatan dari beberapa komponen atau peralatan pasif maupun aktif yang saling berkaitan dan tergantung sehingga mempunyai fungsi, tujuan, aturan, pengawasan proses pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki.
Ditinjau  dari segi pengontrolanya, alat kontrol dibagi menjadi 3 macam :

  •  Mesin yang dikontrol dengan tangan
  • Mesin yang dikontrol dengan sakelar magnet
  •  Mesin yang dikontrol dengan cara elektronika

Motor merupakan bagian dari mesin. Pengontrolan motor listrik meliputi menjalankan, mengerem, membalikan putaran, mengatur kecepatan motor, melindungi peralatan kontrol atau beban, menghentikan motor. 

Sistem pengontrolan motor dibagi dalam dua bagian utama, yaitu :
  1. Sistem pengontrolan terbuka (open loop system)
  2. Sistem pengontrolan tertutup (closen loop system)

Sumber : Somantri, Oman. 1993. Sistem pengontrolan motor di Industri. Jakarta : Departemen pendidikan dan kebudayaan .



Sumber gambar : http://www.electrical4u.com/electrical/wp-content/uploads/2014/04/feedback-control-system-11-3-15.gif

WARNA KABEL



Identifikasi penghantar dengan warna
Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar yang
tercantum dalam pasal ini berlaku untuk semua instalasi tetap atau sementara, termasuk
instalasi dalam perlengkapan listrik.

Warna loreng hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, penghantar pengaman, dan penghantar yang menghubungkan ikatan penyama potensial ke bumi. 

Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian.
Sumber : SNI 04-0225-2000 PUIL 2000 hal. 240 atau SNI 0225:2011/Amd 1:2013 hal. 19

Sesuai SNI IEC 60445, untuk konduktor lin pada sistem a.b. warna yang lebih disukai adalah HITAM, COKELAT Dan ABU-ABU
Sumber : SNI 0225:2011/Amd 1:2013 hal. 19

Pada instalasi fasa-tiga yang warnanya :
Fasa 1 (R) menggunakan warna merah.
Fasa 2 (S) menggunakan warna kuning.
Fasa 3 ( T) menggunakan warna hitam.
Netral (N) menggunakan warna biru.
Earth/kabel tanah/pembumian menggunakan warna hijau-kuning.
Mengacu pada PUIL 1977.


Sumber gambar : https://www.labelidsystems.com/blog/wp-content/uploads/2016/06/International-Color-Coding-Infographic.jpg